Hasilnya, tim menemukan bahwa terdapat hubungan antara kecemasan dan kecerdasan. Selain itu, ada hal menarik lainnya, semakin banyak partisipan mengatakan bahwa mereka memutar ulang kejadian masa lalu di pikiran, semakin rendah nilai kecerdasan non-verbalnya.
Alexander kemudian memaparkan pemikirannya, kecenderungan bahwa individu yang lebih cerdas secara verbal dapat memilah antara kejadian masa lalu dengan masa depan secara rinci, membuat rasa cemas yang lebih intens.
Sedangkan individu yang lebih cerdas non verbal mungkin lebih kuat dalam memproses sinyal non verbal atau segala interaksi di masa ini, sehingga menurunkan kebutuhannya terhadap proses sosial masa lalu.