“Saya biasanya mendaki hampir lima kali dalam sebulan,” ujarnya kepada CNBC Indonesia. Ko menambahkan bahwa bagi mereka, mendaki di Bukhansan bukan sekadar olahraga, tapi juga cara piknik yang menyenangkan, apalagi lokasi gunung tersebut tidak jauh dari pusat kota Seoul.
Fenomena lansia yang aktif mendaki gunung ini bukan sekadar kebetulan. Menurut laporan terbaru dari Lemon.Lab yang berjudul Senior Travel Trend 2024, orang Korea berusia 60-an kini menunjukkan tingkat aktivitas fisik yang setara dengan orang berusia 40-an di masa lalu. Ini menunjukkan perubahan signifikan dalam pola hidup lansia Korea yang semakin aktif bergerak.
Selain itu, laporan dari Eye on Asia menegaskan bahwa pendaki lansia berusia 60-70 tahun adalah bagian penting dan dominan dari komunitas pendaki di Korea Selatan. Mereka tidak hanya terlihat di jalur pendakian Bukhansan, tetapi juga di hampir semua jalur pendakian di negara tersebut. Keaktifan mereka ini menjadi salah satu kunci mengapa komunitas pendaki lansia di Korea sangat kuat dan terus berkembang.
Apa rahasia di balik kebugaran para lansia ini?
Semangat hidup yang tinggi tentu saja menjadi faktor utama, namun pola hidup sehat juga sangat mendukung. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan di Journal of Korean Academy of Nursing menyebutkan bahwa kebiasaan berjalan kaki secara rutin dan intens meningkatkan daya tahan otot serta fleksibilitas tubuh para lansia. Ini sangat berkontribusi pada kualitas hidup dan kemampuan mereka untuk tetap aktif secara fisik.
Selain aktivitas fisik yang teratur, pola makan sehat juga menjadi faktor penting yang menjaga stamina lansia Korea Selatan. Mereka mengonsumsi banyak makanan fermentasi seperti kimchi yang kaya probiotik, sup ginseng (samgyetang) yang dipercaya memperkuat tubuh, serta berbagai jenis makanan laut yang rendah lemak namun kaya nutrisi. Kombinasi makanan ini membantu menjaga kebugaran dan kesehatan organ tubuh mereka.