Ada tiga jenis utama dari penyakit radang usus: Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn's Disease (CD), serta satu tipe baru yang dikenal sebagai Colitis Indeterminate (Unclassified). Penderita UC bisa mengalami sejumlah masalah serius, seperti toxic megacolon, di mana usus besar membengkak dan berpotensi mengancam nyawa, perforasi kolon, dehidrasi berat, serta statistik yang memperlihatkan peningkatan risiko kanker usus besar. Di sisi lain, pasien dengan CD dapat mengalami obstruksi saluran usus, malnutrisi, serta komplikasi berupa fistula dan fissura anal, yaitu robekan pada jaringan anus.
Komplikasi tersebut tentu sangat membahayakan kesehatan dan kualitas hidup pengidapnya. Prof. Marcellus menekankan bahwa alasan untuk diagnosis penyakit radang usus biasanya didasarkan pada keluhan yang dirasakan pasien, seperti nyeri perut yang berulang, perubahan pola buang air besar, buang air besar berdarah, serta penurunan berat badan yang drastis. Diagnosis ini juga didukung dengan pemeriksaan fisik serta sejumlah pemeriksaan penunjang, termasuk analisis feses, pemeriksaan darah, CT scan, MRI abdomen ketika dibutuhkan, dan endoskopi saluran cerna.
Setelah diagnosis ditegakkan, tingkat keparahan penyakit radang usus akan dinilai menggunakan sistem skoring yang telah ditetapkan. Terkait dengan masalah minimnya kesadaran masyarakat mengenai penyakit ini, dr. Sutrisno T. Subagyo, Sp.PD-JP, yang merupakan pendiri Rumah Sakit Abdi Waluyo, menginformasikan bahwa pihaknya telah mendirikan IBD Center sebagai pusat perawatan untuk pasien radang usus.