Nena mengamati bahwa ada individu tertentu yang mencari perhatian dengan mengunggah gambar-gambar yang menyedihkan, tanpa mempertimbangkan dampak emosional pada keluarga korban atau orang-orang lain yang mungkin pernah mengalami kejadian serupa. Hal ini menunjukkan kurangnya empati di kalangan pengguna media sosial.
Untuk mencegah praktik oversharing yang dapat merugikan pihak lain, Nena menyarankan agar individu diingatkan mengenai batasan-batasan dalam berbagi informasi, terutama tentang hal-hal yang tidak etis untuk dipublikasikan. Edukasi tentang hal ini, menurutnya, sebaiknya juga diteruskan kepada anggota keluarga, terutama anak-anak, agar mereka memahami pentingnya empati dalam berbagi konten di media sosial.
Apabila seseorang merasa terpengaruh oleh konten-konten yang beredar, terutama jika mereka adalah bagian dari keluarga korban, Nena merekomendasikan agar mereka mencari bantuan profesional. "Jika mereka sudah terlanjur melihat konten yang menyedihkan, terutama yang bersifat viral, sangat disarankan bagi keluarga korban atau pihak-pihak yang merasa dirugikan untuk menjalani sesi terapi dengan seorang psikolog. Terapi ini bertujuan untuk membantu mereka dalam proses pemulihan mental," imbuhnya.