Bau dari produk skincare dan kecantikan sering kali menjadi salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan. Selain memberikan efek positif bagi kulit, aroma yang dihadirkan oleh produk-produk ini juga bisa memengaruhi mood penggunanya. Fenomena ini bisa dijelaskan melalui konsep aromaterapi, yang merujuk pada penggunaan minyak esensial dan aroma untuk meningkatkan kesehatan fisik serta mental. Dalam dunia produk kecantikan, peran aroma tidak bisa dianggap sepele, karena bisa memberikan efek psikologis yang signifikan bagi penggunanya.
Aromaterapi telah lama digunakan dalam praktik kesehatan alternatif. Berbagai studi menunjukkan bahwa beberapa jenis aroma dapat memengaruhi suasana hati dan emosi seseorang. Misalnya, aroma lavender diketahui dapat menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan, sedangkan aroma citrus, seperti lemon dan jeruk, dapat memberikan energi dan meningkatkan fokus. Ketika kita mengaplikasikan produk skincare dengan wangi yang sesuai, kita tidak hanya merawat kulit tetapi juga memberi stimulasi positif terhadap indera penciuman kita.
Pengaruh aroma pada psikologi seseorang berkaitan dengan bagaimana otak kita memproses bau. Hidung kita terhubung langsung dengan sistem limbik, yang bertanggung jawab atas emosi dan memori. Ketika kita mencium bau yang menenangkan, otak kita merespons dengan merilis hormon-hormon tertentu, seperti serotonin dan dopamin, yang dapat meningkatkan perasaan bahagia dan relaksasi. Aroma yang kuat dan menyenangkan dalam produk kecantikan seperti pelembap, serum, atau masker bukan hanya menciptakan pengalaman sensori yang menyenangkan, tetapi juga dapat memengaruhi kesejahteraan emosional kita.