Tanda lain dari tipu kata ini adalah ketika seseorang menggunakan kata-kata manis untuk membuatmu merasa bersalah atau mengendalikanmu. Misalnya, saat kamu mulai menetapkan batasan atau ingin melakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, dia mungkin akan bilang, "Kamu tega ya ninggalin aku sendirian?", "Kok kamu jadi egois gini sih?", atau "Aku kira kamu sayang sama aku, makanya nggak mau bantuin." Kata-kata ini diucapkan dengan nada sedih atau kecewa, yang akhirnya membuatmu merasa bersalah dan mengalah, padahal dia yang manipulatif.
Dampak dari terjerat hubungan toksik semacam ini bisa sangat merusak. Kamu bisa kehilangan kepercayaan diri, merasa bingung dengan dirimu sendiri, dan bahkan merasa terjebak. Kamu jadi sering bertanya-tanya, "Apakah aku memang seburuk itu?" atau "Apakah aku memang yang salah?" Kita jadi terlalu tergantung pada validasi dari orang tersebut, dan sulit untuk keluar dari lingkaran setan ini karena setiap kali kita mau menjauh, mereka akan kembali dengan kata-kata manis yang menjebak.
Terus, gimana dong caranya biar kita nggak gampang terperangkap sama rayuan manis yang berbahaya ini? Pertama, jangan terlena sama pujian atau janji yang terlalu berlebihan, terutama di awal perkenalan. Ingat, too good to be true itu seringkali benar adanya. Orang yang tulus biasanya menunjukkan cintanya lewat tindakan, bukan cuma kata-kata.
Kedua, perhatikan konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Apakah dia selalu menepati janjinya? Apakah sikapnya sama di depan dan di belakangmu? Kalau ada ketidaksesuaian yang mencolok, itu adalah red flag besar. Ketiga, sayangi logikamu. Jangan biarkan emosi atau keinginan untuk dicintai membutakan akal sehatmu. Analisis setiap kata dan tindakan, dan pertanyakan motif di baliknya.