5. Hilangnya Esensi Sejati Mendaki
Pada akhirnya, mendaki karena FOMO menghilangkan esensi sejati dari kegiatan ini. Mendaki seharusnya menjadi ajang untuk introspeksi, menemukan ketenangan batin, dan merasakan koneksi dengan alam. Namun, ketika pengalaman itu didorong oleh validasi dari orang lain, ia berubah menjadi sebuah pertunjukan. Kegembiraan yang dirasakan tidak datang dari hati, melainkan dari jumlah likes dan komentar di layar. Hal ini merampas kesempatan untuk menemukan kedamaian, ketahanan, dan penemuan diri yang sebenarnya ditawarkan oleh alam.
Puncak gunung akan selalu ada, dan waktu terbaik untuk mendakinya adalah ketika kamu benar-benar siap, baik secara fisik maupun mental. Lakukanlah untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain.