Hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women mengungkap adanya bias gender yang signifikan di industri startup di Indonesia. Temuan ini menyoroti adanya hambatan dalam akses pendanaan bagi pengusaha perempuan di dunia startup, seperti yang dipublikasikan oleh AC Ventures dalam whitepaper bertajuk "Closing the Funding Gap for Women Entrepreneurs in Indonesia".
Menurut laporan tersebut, beberapa hambatan utama yang dihadapi oleh pengusaha perempuan antara lain adalah terbatasnya akses modal, bias gender, dan kurangnya akses ke mentor serta informasi yang relevan. Ketidakseimbangan pendanaan di Indonesia mencapai US$1,7 triliun sebagaimana terungkap dalam laporan tersebut. Hal ini menjadi hal yang perlu diperhatikan mengingat bahwa pemberdayaan pengusaha perempuan dapat memberikan kontribusi hingga 26% terhadap PDB global tahunan, serta menambah kekayaan modal manusia sebesar US$160 triliun menurut studi global.
Selain itu, bisnis yang dipimpin oleh perempuan memiliki potensi kinerja lebih baik hingga 15% dan dapat meningkatkan kapitalisasi pasar tambahan hingga mencapai US$5,9 triliun. Namun, dalam realitanya, pengusaha perempuan mengalami lima tantangan utama dalam mengakses pendanaan, antara lain keterbatasan kesempatan untuk berjejaring, kesulitan dalam menyusun pitch deck yang sesuai dengan keinginan investor, dan kurangnya informasi yang disesuaikan mengenai pilihan pendanaan.