Tampang.com | Fenomena lightstick dalam dunia K-Pop tidak hanya sekadar semburat cahaya. Kini, lightstick telah menjadi simbol kebanggaan, identitas fandom, dan bukti cinta sejati para penggemar terhadap grup idola mereka. Dari desain yang kreatif hingga teknologi canggih, lightstick telah berkembang menjadi bagian integral dari budaya K-Pop, menciptakan pemandangan lautan cahaya yang tak terlupakan di setiap konser.
Sejarah Perkembangan Awal Lightstick di Dunia K-Pop
Fenomena lightstick pertama kali muncul pada awal tahun 2000-an, ketika fandom K-Pop mulai menggunakan balon berwarna sebagai simbol dukungan bagi idolanya. Misalnya, balon merah untuk TVXQ, balon biru safir untuk Super Junior, dan balon hijau neon bagi BIGBANG menjadi simbol dukungan dari para penggemar. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan kreativitas, balon kemudian digantikan oleh tongkat bercahaya yang lebih modern dan tahan lama.
GRUP BIGBANG dianggap sebagai pionir lightstick pertama yang secara resmi memperkenalkan konsep lightstick, yaitu Bang Bong pada tahun 2006. Bentuknya yang unik, mirip mahkota, telah menciptakan standar baru dalam menciptakan lightstick. Sejak saat itu, hampir setiap grup K-Pop merilis versi mereka sendiri dengan desain yang semakin personal dan mencerminkan karakter dari grup mereka.
Desain Unik sebagai Identitas Fandom
Setiap lightstick dirancang dengan konsep yang mencerminkan identitas grup dan fandomnya. Sebagai contoh, Army Bomb milik BTS berbentuk bola dunia yang melambangkan pengaruh global dari grup tersebut. BLACKPINK memiliki lightstick berbentuk palu warna merah muda yang mencerminkan nama grup mereka serta kesan feminin dan kuat. Sementara itu, Carat Bong milik SEVENTEEN dihiasi dengan kristal yang berkilauan, menggambarkan bahwa fandom mereka adalah hal yang berharga.
