Meskipun konsep ini sarat dengan makna, sebagian anak muda memanfaatkannya sebagai alasan untuk melakukan perjalanan dengan biaya terjangkau. Mereka kemudian membagikan pengalaman tersebut melalui konten di media sosial, seperti video di YouTube, sehingga bisa mendapatkan penghasilan dari aktivitas tersebut.
Konsep "slow living" sejatinya bermula dari gerakan "slow movement" yang menekankan pentingnya menjaga kualitas hidup dalam berbagai aspek, tidak hanya terbatas pada konsumsi makanan. Konsep ini kemudian merambah ke berbagai aspek kehidupan lainnya, mulai dari pekerjaan hingga konsumsi barang.
Berpindah dari tren konsumsi cepat menjadi perhatian terhadap kualitas hidup dan lingkungan, melalui konsep slow living ini, banyak generasi muda mencoba untuk hidup lebih bertanggung jawab secara ekologis. Gaya hidup ini dianggap sebagai solusi dalam mengatasi krisis ekonomi dan sebagai respons terhadap konsumerisme yang berlebihan.