Kita pasti pernah bertemu dengan orang-orang yang kehadirannya terasa menguras energi. Mereka mungkin tidak selalu terlihat agresif, tapi pola perilaku mereka sering kali menciptakan ketidaknyamanan, drama, dan ketidakstabilan. Orang-orang semacam ini sering disebut problematik. Mengenali ciri-cirinya bukan untuk menghakimi, melainkan untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan mental dari potensi hubungan yang merugikan.
Kurangnya Tanggung Jawab dan Sering Menyalahkan Orang Lain
Salah satu ciri paling mencolok dari orang problematik adalah keengganan untuk mengambil tanggung jawab atas perbuatannya. Ketika ada masalah, mereka cenderung mencari kambing hitam dan melemparkan kesalahan kepada orang lain. Mereka sulit mengakui bahwa mereka salah atau bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi negatif.
Perilaku ini bisa terlihat dalam berbagai situasi. Misalnya, saat terlambat, mereka akan menyalahkan macet atau orang lain yang tidak mengingatkan. Ketika proyek gagal, mereka akan menunjuk rekan kerja, bukan mengakui kurangnya kontribusi mereka sendiri. Pola ini membuat hubungan terasa tidak seimbang, karena hanya satu pihak yang terus-menerus harus menanggung beban dan kesalahan. Hidup bersama mereka terasa seperti berjalan di atas ranjau, di mana setiap kesalahan selalu berisiko disalahkan.
Pola Komunikasi yang Tidak Konsisten dan Manipulatif
Orang problematik sering kali menggunakan komunikasi sebagai alat untuk mengontrol. Pola komunikasi mereka sering kali tidak konsisten dan manipulatif. Mereka bisa bersikap sangat manis dan penuh perhatian saat membutuhkan sesuatu, namun bisa berubah dingin dan kasar saat keinginannya tidak terpenuhi. Perilaku ini membuat orang lain bingung dan sulit memercayai ketulusan mereka.