Diabetic foot terbagi dalam lima tahap keparahan. Pada fase awal atau derajat 0, kaki dalam kondisi normal tanpa adanya risiko. Namun, seiring berjalannya waktu, derajat 1 dan 2 menunjukkan adanya luka dangkal atau ulkus superfisial. Sayangnya, jika luka tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memasuki derajat 3, yang ditandai dengan infeksi yang parah serta abses pada jaringan lunak dan infeksi tulang (osteomielitis).
Memasuki tahap yang lebih lanjut, yaitu derajat 4 dan 5, kerusakan jaringan yang terjadi sudah tidak dapat diperbaiki dan seringkali memerlukan amputasi, baik sebagian atau seluruhnya, dari kaki yang terkena. Penanganan diabetic foot memerlukan pendekatan pencegahan yang menyeluruh. Sebagai langkah awal, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin pada kaki, memilih sepatu yang nyaman dan sesuai dengan ukuran, menjaga kebersihan kaki, serta memastikan kadar gula darah tetap terkontrol dengan baik.
Apabila luka sudah terjadi, penanganan yang dilakukan harus bersifat multidisiplin. Salah satu metode yang umum digunakan adalah debridemen luka, yang bertujuan untuk membersihkan jaringan yang mati atau terinfeksi demi mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Selain itu, terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi solusi untuk mempercepat proses penyembuhan dengan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.