Otak manusia memiliki peran yang sangat penting dalam keseharian, di mana organ ini memegang peranan utama dalam penyimpanan memori, pembelajaran, dan kemampuan berpikir. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, otak bisa mengalami penurunan fungsi. Kondisi ini bisa ditandai dengan penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, hingga resiko terjadinya penurunan kognitif atau disebut juga dengan istilah lemot atau pikun. Oleh karena itu, menjaga kesehatan otak, terutama sejak usia muda, sangatlah penting.
Terdapat beberapa kebiasaan yang mungkin dianggap sepele, namun dapat merusak kesehatan otak secara perlahan-lahan seiring waktu. Selain itu, terdapat juga kebiasaan yang perlu dihindari agar otak tetap sehat. Melansir dari CNN Indonesia, berikut ini adalah 9 kebiasaan yang dapat merusak kesehatan otak:
1. Malas gerak
Mobilitas tubuh sangat berperan dalam menjaga kesehatan otak. Namun, studi dari Health Harvard Publishing menyebutkan bahwa orang dewasa rata-rata menghabiskan waktu sekitar 6,5 jam per hari hanya untuk duduk. Lama duduk yang berlebihan dapat memberi dampak buruk pada otak, hal ini terbukti dari sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One pada tahun 2018. Studi tersebut menemukan bahwa terlalu banyak duduk dapat mengakibatkan perubahan pada bagian otak yang berperan dalam proses memori. Para peneliti menggunakan pemindaian MRI untuk melihat lobus temporal medial (MTL), wilayah otak yang berperan dalam pembentukan memori baru. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang rutin duduk terlalu lama cenderung memiliki lobus temporal medial yang lebih tipis.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan mobilitas tubuh adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan otak.
2. Malas bersosialisasi
Aktivitas sosial juga berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Sosialisasi membantu mencegah perasaan kesepian, yang bisa berujung pada penurunan fungsi kognitif, depresi, dan risiko terjadinya Alzheimer. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam The Journals of Gerontology: Series B pada tahun 2021 menunjukkan bahwa orang yang kurang aktif secara sosial cenderung memiliki penurunan materi abu-abu dalam otak, yang merupakan lapisan luar otak yang berfungsi dalam pengolahan informasi.