Saat membeli ponsel baru, kebahagiaan itu datang dari perasaan novelty dan kepuasan instan. Otak kita merilis dopamin, zat kimia yang membuat kita merasa senang. Tetapi seiring waktu, ponsel itu menjadi barang biasa. Sensasi novelty hilang, dan otak berhenti melepaskan dopamin dalam jumlah yang sama. Kita pun mulai mencari stimulan baru, entah itu gadget yang lebih canggih, pengalaman baru, atau pencapaian lain untuk mengulang kembali rasa euforia itu.
Contoh Nyata dalam Kehidupan Sehari-Hari
Fenomena hedonic treadmill bisa kita lihat di berbagai aspek kehidupan:
- Gaya Hidup Materialistis: Kita membeli barang-barang baru seperti pakaian, tas, atau gadget. Kegembiraan awal sangat besar, tetapi beberapa bulan kemudian, barang-barang itu terasa biasa dan kita sudah melirik model terbaru.
- Karier dan Pencapaian: Mendapatkan promosi atau kenaikan gaji adalah momen membahagiakan. Namun, setelah beberapa saat, kita akan terbiasa dengan gaji baru dan mulai menginginkan promosi atau posisi yang lebih tinggi. Kepuasan dari pencapaian itu tidak bertahan lama.
- Hubungan: Pada awal sebuah hubungan, semuanya terasa indah dan euforia. Setelah beberapa tahun, perasaan itu bisa berubah menjadi rutinitas. Pasangan harus bekerja keras untuk terus menemukan cara baru untuk menjaga hubungan tetap menarik dan menyenangkan.
- Liburan: Merencanakan dan pergi liburan ke tempat eksotis sangat menyenangkan. Tapi begitu kembali ke rutinitas, euforia itu cepat hilang dan kita sudah memikirkan liburan berikutnya.
- Mengapa Sulit Lepas dari Siklus Ini?
- Siklus ini sulit dihindari karena dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Ekspektasi yang Meningkat: Saat kita mencapai satu tujuan, standar kebahagiaan kita akan naik. Hal yang dulu membuat kita bahagia tidak lagi terasa cukup.
- Perbandingan Sosial: Kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Melihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih baik dari kita bisa memicu perasaan kurang puas, meskipun kita sudah punya banyak hal.
- Peran Dopamin: Otak kita menyukai sensasi baru dan hadiah instan. Industri digital dan pemasaran sangat pandai memanfaatkan mekanisme ini untuk membuat kita terus merasa butuh akan hal baru.