Melihat variasi gejala ini, diagnosis yang akurat oleh profesional medis menjadi sangat penting.
Diagnosis dan Penanganan: Jalan Keluar dari Pemicu
Mendiagnosis alergi susu sapi melibatkan beberapa metode. Dokter biasanya akan memulai dengan mengumpulkan riwayat kesehatan lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik. Tes alergi kulit (skin prick test) sering digunakan untuk mendeteksi alergi IgE-mediated. Dalam tes ini, sedikit ekstrak protein susu sapi ditempatkan di kulit, dan reaksi seperti kemerahan atau bentol akan diamati. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mengukur kadar antibodi IgE spesifik terhadap protein susu sapi. Untuk alergi non-IgE-mediated yang gejalanya tertunda, eliminasi diet mungkin menjadi metode diagnosis utama, di mana susu sapi dihilangkan dari diet untuk beberapa waktu, lalu diperkenalkan kembali di bawah pengawasan dokter untuk melihat apakah gejalanya muncul kembali.
Penanganan utama alergi susu sapi adalah menghindari produk susu sapi secara total. Ini berarti tidak hanya susu cair, tetapi juga produk olahan seperti keju, yogurt, mentega, es krim, dan makanan yang mengandung bahan turunan susu (misalnya kasein, whey protein, laktosa dalam bahan tambahan makanan). Bagi bayi yang alergi susu sapi dan tidak mendapatkan ASI, dokter biasanya akan merekomendasikan susu formula hidrolisat ekstensif (proteinnya sudah dipecah sangat kecil) atau susu formula asam amino (bebas protein susu sapi).
Bagi anak yang lebih besar atau orang dewasa, membaca label makanan dengan cermat menjadi keharusan. Edukasi tentang sumber-sumber tersembunyi protein susu sapi sangat penting untuk mencegah paparan tidak sengaja.
Mengelola Alergi dan Prospek Kesembuhan
Hidup dengan alergi susu sapi memang menantang, tetapi bisa dikelola dengan baik. Orang tua yang memiliki anak dengan alergi ini perlu belajar tentang alternatif nutrisi yang aman untuk memastikan si kecil tetap mendapatkan asupan kizi yang cukup, seperti kalsium dan vitamin D dari sumber non-susu. Banyak produk pengganti susu yang tersedia di pasaran, seperti susu almond, susu kedelai, susu oat, atau susu beras, meskipun penggunaannya pada bayi harus dengan rekomendasi dokter.