2. Pola Tubuh yang Mencolok dan Elegan
Ciri fisik ikan cardinal Banggai sangat mudah dikenali. Tubuhnya memancarkan warna perak yang mengilap dengan tiga garis hitam vertikal yang kontras dan bintik-bintik putih halus di siripnya. Sirip punggung dan ekornya yang panjang memberikan kesan elegan saat berenang. Keindahan visual ini menjadi salah satu alasan mengapa ikan cardinal Banggai sangat diminati dalam perdagangan ikan hias internasional.
Menariknya, pola warna tersebut tidak hanya berfungsi untuk keindahan, tetapi juga untuk kamuflase alami. Saat berada di antara terumbu karang atau anemon laut, garis-garis hitam tersebut membantu mereka menyamarkan diri dari predator yang mengancam. Strategi pertahanan ini sangat penting, mengingat ukuran mereka yang relatif kecil, hanya sekitar 8 cm saat mencapai usia dewasa.
3. Sistem Reproduksi yang Tidak Biasa
Ikan cardinal Banggai memiliki metode reproduksi yang unik dibandingkan dengan banyak ikan hias laut lainnya. Jantan memiliki tanggung jawab untuk mengerami telur di dalam mulutnya hingga menetas, sebuah proses yang dikenal dengan istilah mouthbrooding. Selama periode pengeraman ini, pejantan tidak makan sama sekali untuk menjaga keselamatan telur-telur tersebut.
Proses ini biasanya berlangsung antara 20 hingga 25 hari, hingga anak-anak ikan siap untuk dilepaskan ke lingkungan mereka. Uniknya, setelah menetas, anak ikan cardinal Banggai sudah memiliki bentuk miniatur dari versi dewasa, lengkap dengan warna serta sirip yang identik. Hal ini berkontribusi pada peluang hidup mereka di alam liar, meskipun mereka tetap rentan terhadap predator.
4. Status Konservasi yang Memprihatinkan
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), ikan cardinal Banggai termasuk dalam kategori terancam punah, atau Endangered. Penangkapan berlebihan untuk kebutuhan perdagangan ikan hias, serta kerusakan ekosistem laut yang menjadi habitat mereka, merupakan dua penyebab utama menurunnya populasi ikan ini. Dalam beberapa dekade terakhir, penurunan populasinya bisa mencapai lebih dari 90% di beberapa daerah habitat asalnya.