Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa ketidakpuasan terbesar berasal dari sektor Seni dan Budaya, di mana 67% responden merasa bahwa gaji yang mereka terima tidak memadai. Hal ini diikuti oleh sektor Jasa Profesional dengan persentase 55% dan sektor Arsitektur, Rekayasa, dan Bangunan sebesar 50%. Data ini memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi oleh karyawan di berbagai sektor industri di Singapura.
Dalam menghadapi situasi ini, para pengusaha di Singapura dipanggil untuk memperhatikan manajemen ekspektasi karyawan dengan lebih cermat. ADP VP Yvonne Teo menekankan bahwa ketidakpuasan yang signifikan terhadap gaji dapat berpotensi mengakibatkan karyawan menjadi tidak bersemangat dan tingginya tingkat pergantian tenaga kerja. Oleh karena itu, adalah sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan isu ini dengan serius dan mencari solusi yang tepat guna memenuhi harapan karyawan terkait dengan kompensasi yang mereka terima.
Tidak hanya itu, survei juga menunjukkan bahwa karyawan akan menghargai kompensasi alternatif selain kenaikan gaji, seperti bonus, waktu libur tambahan, atau voucher. Hal ini menunjukkan bahwa ada beragam metode kompensasi yang bisa dijajaki oleh perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan karyawan yang tidak terpenuhi terkait dengan gaji mereka.