Menurut laporan People At Work 2024, Singapura memiliki persentase tertinggi di Asia Pasifik dalam hal responden yang merasa bahwa gaji mereka terlalu rendah.
Industri Seni dan Budaya menjadi yang paling merasa gajinya terlalu rendah dengan persentase 67%, diikuti oleh Jasa Profesional (55%) dan Arsitektur, Rekayasa, dan Bangunan (50%). Para pengusaha diimbau untuk memanajemen ekspektasi karyawan dengan hati-hati.
ADP VP Yvonne Teo menyoroti ketidakpuasan yang signifikan terhadap gaji, yang bisa menyebabkan karyawan menjadi tidak bersemangat dan berpotensi tingginya turnover. Responden survei juga mengindikasikan bahwa mereka akan menghargai kompensasi alternatif seperti bonus, waktu libur tambahan, atau voucher jika kenaikan gaji tidak memungkinkan.
Menurut data terbaru, mayoritas karyawan Singapura merasa gajinya terlalu rendah. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pengusaha dan pemerintah untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi masalah ini. Pasalnya, tingkat ketidakpuasan terhadap gaji secara langsung dapat mempengaruhi produktivitas karyawan serta memicu perubahan tenaga kerja yang tidak diinginkan.
Dalam laporan People At Work 2024 yang baru saja dirilis, sebanyak 48% karyawan di Singapura menyatakan bahwa mereka merasa gajinya tidak sebanding dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Persentase ini merupakan yang tertinggi di wilayah Asia Pasifik, menandakan adanya ketidakpuasan yang cukup signifikan di kalangan tenaga kerja Singapura terkait dengan besaran gaji yang diterima.