Langkah kedua untuk mengatasi rasa takut itu adalah menemukan kesibukan yang membuat diri lebih berdaya. “Carilah passion dan isi waktu dengan kegiatan positif yang kamu sukai. Sibukkan diri agar fokus tidak hanya pada anak, sehingga hati jadi lebih tenang,” jelas Desiree. Dengan begitu, ibu bisa tetap merasa berguna dan bahagia, tanpa bergantung sepenuhnya pada perhatian anak.
Terakhir, memiliki teman dan memperluas pergaulan sangat dianjurkan. Kartini Sjahrir, antropolog sekaligus mantan Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Paraguay, dan Uruguay, turut berbagi pengalamannya. Ia mengakui sering mengajak anak-anaknya bertemu, walaupun sering mendapat respons lucu karena anaknya heran melihat dirinya yang punya banyak teman.
“Kalau saya sampai cari anak saya, itu artinya saya lagi kesepian. Sebaliknya, saya punya banyak teman dan kegiatan sosial yang membuat hidup lebih berwarna,” ujar Kartini. Kehadiran teman dan jejaring sosial membantu ibu merasa lebih bersemangat dan tidak bergantung pada anak semata.