Kerangka Kompetisi yang Terstruktur dan Jelas
Pengakuan e-sport sebagai olahraga juga didasari oleh struktur kompetisi yang sangat terorganisir. E-sport tidak hanya sekadar bermain game di rumah. Ada turnamen-turnamen berskala global yang memiliki aturan, juri, dan sistem yang sangat terstruktur, sama seperti Piala Dunia atau Olimpiade. Kompetisi ini punya regulasi ketat, etika profesionalisme, dan sistem peringkat yang jelas.
Ada liga-liga profesional, seperti League of Legends Championship Series (LCS) atau Overwatch League (OWL), yang memiliki jadwal pertandingan rutin, transfer pemain, dan bahkan gaji serta kontrak yang setara dengan atlet profesional di cabang lain. Hadiah uang yang ditawarkan dalam turnamen besar bisa mencapai jutaan dolar, menarik minat banyak pihak, termasuk sponsor besar dan investor. Kerangka kompetisi yang solid inilah yang membedakan e-sport dari sekadar hobi dan menempatkannya sebagai industri olahraga yang serius.
Fisik dan Mental yang Prima
Meskipun e-sport tidak melibatkan aktivitas fisik yang berat seperti lari atau mengangkat beban, ia tetap menuntut kondisi fisik dan mental yang prima. Para atlet e-sport profesional harus menjaga kesehatan mereka. Mereka memiliki jadwal latihan fisik, nutrisi yang diatur, dan bahkan fisioterapi untuk menghindari cedera seperti carpal tunnel syndrome akibat gerakan repetitif. Tidur yang cukup dan pola hidup sehat sangat vital untuk menjaga konsentrasi dan stamina mental mereka.
Selain itu, tekanan mental dalam e-sport bisa jauh lebih berat. Berada di bawah sorotan jutaan pasang mata, membuat keputusan kritis dalam hitungan milidetik, dan menghadapi kekalahan di panggung internasional membutuhkan ketahanan mental yang luar biasa. Psikolog olahraga kini juga menjadi bagian penting dari tim e-sport untuk membantu para pemain mengelola stres, meningkatkan fokus, dan membangun kekompakan tim. Ini membuktikan bahwa e-sport bukan hanya soal jari yang cepat, tapi juga otak yang tajam dan mental yang kuat.