Selain itu, OJK juga menekankan pentingnya pengawasan dalam pertumbuhan skema paylater ini. Meskipun pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan penggunaan BNPL, risiko peminjam yang tidak mampu membayar harus menjadi perhatian bersama. Penyaluran kredit yang terlalu agresif bisa berpotensi menimbulkan masalah utang bagi konsumen. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan berperan penting dalam memastikan bahwa penyaluran kredit dilakukan secara bertanggung jawab dan dalam koridor yang aman.
Pertumbuhan utang paylater hingga Rp22,78 triliun ini juga menandakan bahwa konsumen semakin familiar dengan produk finansial digital. Terlebih, banyak lembaga keuangan yang mulai menawarkan solusi paylater dengan syarat yang lebih ringan dan bunga yang kompetitif. Hal ini menjadikan produk BNPL menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen yang ingin berbelanja tanpa harus menyiapkan uang tunai di awal.
Tren ini sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku industri, mengingat besarnya potensi pasar untuk produk-produk paylater. Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut, perbankan dan lembaga keuangan lainnya perlu berinovasi agar tetap relevan dan kompetitif. Peningkatan kolaborasi antara lembaga keuangan dan platform teknologi juga diperlukan untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen.