Tak hanya itu, pandemi COVID-19 juga memberikan pukulan telak bagi perusahaan ini. Penutupan toko fisik dan pergeseran besar-besaran ke belanja online telah memberikan dampak yang signifikan pada penjualan ritel tradisional. The Body Shop mengalami kesulitan dalam menyesuaikan model bisnis mereka dengan perubahan drastis ini, yang membuat mereka semakin tertinggal dari pesaing-pesaingnya.
Meskipun sudah mencoba berbagai strategi, seperti meluncurkan produk-produk baru dan melakukan rebranding, upaya-upaya tersebut tidak mampu membawa perusahaan ini keluar dari tekanan finansial yang terus memburuk. Pada akhirnya, The Body Shop terpaksa mengajukan kebangkrutan sebagai langkah terakhir untuk menyelamatkan perusahaannya.
Kebangkrutan The Body Shop memberikan banyak pelajaran berharga bagi industri kecantikan. Perusahaan harus terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen, serta tidak boleh terlalu mengandalkan reputasi masa lalu. Inovasi dan keberlanjutan harus menjadi fokus utama dalam menjaga kelangsungan bisnis.
Kini, proses restrukturisasi telah dimulai untuk menyelamatkan sisa-sisa dari The Body Shop. Langkah-langkah ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan second chance bagi perusahaan yang pernah menjadi ikon dalam industri kecantikan. Meskipun tantangan besar masih ada di depan, namun dengan strategi yang tepat, masih ada harapan untuk memulihkan kejayaan The Body Shop dan memberikan kontribusi yang berarti dalam industri kecantikan global.