Dalam waktu dua bulan yang masih tersisa ini, sebelum tahun berganti, situasi hancurnya Ekonomi Indonesia akan semakin tampak. Sepertinya Sri Mulyani berhasrat mau menjuali BUMN-BUMN kita agar bisa bertahan... Siapa yang mau nembeli, kecuali dengan murah-meriah?! Tentu bukan orang-orang dalam Negeri... Sekalipun Taipan, selain duitnya sudah terkuras untuk proyek-proyek macam Reklamasi yang mangkrak dan Rumah Hantu Meikarta..., mereka juga takut dengan kebijakan pemimpin baru Pasca Jokowi.
Di dalam suasana depresi, apalagi menjelang Tahun Baru, dengan harga minyak dunia yang sedang bergerak menuju 70 DPB dan defisit APBN Saudi yang sudah mencapai 10% dari GDP, Sri Mulyani masih juga mau menegakkan banang basah, dengan meningkatkan pendapatan Negara dari pajak dan bukan pajak dari masyarakat. Justru yang seharusnya dilakukan Si Sri adalah mengurangi beban masyarakat, agar mampu bernafas menyelamatkan bisnisnya. Dan selanjutnya bisa menghasilkan output yang lebih besar di kemudian hari. Tentu di samping itu harus ada usaha-usaha lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menyediakan barang dan jasa. Tapi, sudah hampir dipastikan Sri Mulyani gagal membikin perekonomian Indonesia bangkit...
Mungkin saja beberapa Pebisnis Asing tertarik untuk membeli beberapa Fasilitas, seperti Pelabuhan Udara, Pertamina, atau Tambang Migas dan Minerba... tapi mereka juga khawatir tentang risiko situasi Pasca Jokowi. Tentu dalam pikiran mereka, Pemimpin baru Pasca Jokowi bisa membatalkan semua perjanjian dan jual-beli yang merugikan Indonesia... dengan alasan itu dilakukan oleh Rezim masa lalu yang dijatuhkan.Termasuk utang-utang luar negeri yang dibuat Jokowi dan sebelumnya pun bisa dibatalkan, karena jumlahnya sudah sampai pada tingkat yang membahayakan, dibuat secara ngawur, dan merugikan Negara.Sementara itu, waktu Jokowi pun habis. Demikian pula para Menteri dan Pejabat Tinggi di Rezimnya, termasuk para Wakil Rakyat, sudah tidak tahan untuk tidak merampok kekayaan Negara... selagi sempat.
Sudah tidak ada lagi rasa percaya, apalagi suka kepada Jokowi. Mungkin masih ada beberapa yang kasihan kepada Jokowi, berharap sesuatu yang ajaib terjadi, dan beberapa ribu Wong Sala yang masih ingin melihat pesta pernikahan anaknya yg konon Hedonis dengan 8,000 undangan. Mantan Menpan bilang itu haknya Jokowi... Mestinya juga hak Rakyat untuk berpendapat lain. Selebihnya dari mereka yang mendukung mencibir Jokowi. Aura Kerakyatan yang dulu dibuat-buat dengan berbagai cara, seperti blusukan dan lain-lain seperti orang kesurupan, sudah hilang...