Ekonomi Filipina telah menunjukkan ketahanan di tengah ketegangan laut yang terus berlanjut dengan Tiongkok, menurut Sekretaris Perencanaan Ekonomi Arsenio Balisacan. Meskipun ada tantangan geopolitik, ekonomi negara tersebut tumbuh sebesar 5,7% di kuartal pertama, yang merupakan angka yang kuat meskipun sedikit di bawah proyeksi 5,9% yang diprediksi oleh para ekonom.
Gejolak yang terjadi tidak menghalangi kemajuan ekonomi, dan Filipina terus mempertahankan sikap keterbukaan terhadap investasi Tiongkok. Pemerintah telah menegaskan bahwa tidak ada niatan untuk menciptakan kerugian bagi investor Tiongkok, terutama bagi mereka yang berasal dari sektor swasta.
Pendekatan ini dilakukan meskipun Filipina terpaksa mengabaikan pendanaan Tiongkok untuk tiga proyek kereta api karena tidak adanya dana yang disediakan.
Sengketa maritim di Laut China Selatan, sebagaimana disebut oleh Manila, tetap menjadi masalah yang kompleks, namun hal ini tidak berdampak pada kemunduran ekonomi bagi negara tersebut. Trajektori ekonomi Filipina tampaknya tetap stabil, tanpa terganggu oleh perselisihan di Laut China Selatan.