Jakarta, Tampang.com – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kehidupan masyarakat dan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan. Melalui berbagai inisiatif, PTBA berupaya memberdayakan masyarakat serta menggerakkan roda perekonomian di sekitar wilayah operasionalnya, dengan fokus utama pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kemandirian ekonomi lokal.
Direktur Utama (Dirut) PTBA Arsal Ismail menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. “Melalui program-program padat karya ini, kami tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga berinvestasi pada sumber daya manusia dan infrastruktur. Hal ini menciptakan dampak berganda yang positif bagi komunitas,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (28/5/2025).
Lima Pilar Pemberdayaan Berbasis Padat Karya PTBA:
-
Program Desa Impian: Dikembangkan melalui kolaborasi sektor agrikultur, program ini memberdayakan 85 orang lokal dari tujuh desa. Mereka terdiri dari eks pekerja penambangan tanpa izin (PETI), masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan ibu rumah tangga dari keluarga pra-sejahtera. Tujuannya adalah mendukung praktik usaha ramah lingkungan melalui pendekatan ekonomi sirkular yang memanfaatkan limbah dan kegiatan agrikultur. Program ini lahir dari kolaborasi erat antara kelompok yang peduli lingkungan dan ketahanan pangan, berawal dari diskusi dan praktik bersama Kelompok Pembibitan Eco Agrotomation, Kelompok Budi Daya Burung Puyuh, dan Kelompok Budi Daya Ikan, lalu berkembang menjadi gerakan bersama untuk solusi inovatif di perkebunan, peternakan, dan perikanan.
-
Hilirisasi Bambu: Program ini diinisiasi sebagai respons terhadap maraknya pekerja tambang ilegal di sekitar perusahaan, bertujuan menyediakan alternatif ekonomi bagi masyarakat terdampak. Hilirisasi bambu mencakup pemanfaatan bambu dari hulu ke hilir, mulai dari penanaman, pengolahan, hingga pemasaran produk berbasis bambu seperti tusuk sate dan kerajinan tangan. PTBA juga telah berinvestasi secara sosial melalui pelatihan dan pendampingan dalam proses produksi, manajemen usaha, hingga strategi pemasaran produk.
-
Pengembangan Sentra Industri Bukit Asam Manufaktur: Diinisiasi untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah Ring 1 perusahaan, program ini dilatarbelakangi potensi tenaga kerja produktif dengan keahlian tertentu yang berpeluang menjadi mitra. Di sisi lain, PTBA masih bergantung pada suku cadang (spare part) impor. Melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan), PTBA ingin menciptakan klaster industri perbengkelan di sekitar tambang guna mendukung operasional perusahaan.
-
Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur: Program ini adalah wujud pemberdayaan 37 perempuan melalui pelatihan keterampilan membatik. Ditujukan kepada ibu-ibu usia produktif, program ini tidak hanya membuka peluang ekonomi tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam pelestarian budaya lokal. Dengan dukungan tradisi dan seni batik khas daerah, SIBA Batik Kujur berkembang menjadi penggerak ekonomi kreatif sekaligus pelestari warisan budaya.
-
Program Pemberdayaan Perempuan melalui UMK Binaan – SIBA Jamur: PTBA berkomitmen memberdayakan masyarakat melalui program budi daya jamur hingga proses hilirisasinya. Melalui pelatihan dan pendampingan, anggota kelompok dibekali keterampilan membudidayakan jamur serta mengolahnya menjadi berbagai produk bernilai tambah. PTBA juga membantu pemasaran produk agar para pelaku usaha dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan berkontribusi pada ekonomi lokal. Pada tahun 2024, jumlah penjualan produk jamur mencapai 5.685 unit, dengan total omzet sebesar Rp 132 juta. Pendapatan masih bersifat fluktuatif tergantung pada permintaan konsumen.