Selain itu, pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak Maret 2020 juga memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Meskipun pada kuartal II-2022 Indonesia berhasil mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31%, namun ada negara-negara tetangga yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi double digit seperti Vietnam, Arab Saudi, dan Brasil. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Selain itu, selama masa pemerintahan Jokowi, banyak permasalahan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti kenaikan harga BBM bersubsidi, kebijakan yang memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat, serta kondisi inflasi bahan pangan yang tidak stabil. Hal ini juga terkait dengan rendahnya tingkat gaji masyarakat serta kebijakan pemerintah yang menekankan pendapatan masyarakat.
Pada sisi lain, mayoritas sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Ini menunjukkan bahwa pentingnya kebijakan yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat agar konsumsi rumah tangga juga dapat meningkat. Oleh karena itu, pemerintah perlu memperhatikan kebijakan yang mempengaruhi daya beli masyarakat serta berbagai permasalahan ekonomi lainnya.
Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia juga belum mampu mencapai level pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Meskipun demikian, hal ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintahan selanjutnya, baik dalam hal peningkatan efisiensi perekonomian maupun tata kelola birokrasi yang lebih baik. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang masuk akal dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi juga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.