Josua menyebut konsumsi dan investasi masuk dalam komponen produk domestik bruto (PDB) dengan share tertinggi sehingga kinerjanya sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Saat ini, share konsumsi adalah 55% dan investasi sekitar 30%.
Jika investasi digenjot, Josua memperkirakan kemungkinan kontribusi investasi bisa mencapai 40% dari PDB. Sebab, rata-rata beberapa negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi yang dipicu oleh investasi.
"Jadi, untuk mencapai 8%, maka konsumsi harus tumbuh di kisaran 7%-8% dan investasi harus mampu tumbuh double digit," ujar Josua.
Josua melihat ada kemungkinan ekonomi akan mencapai puncaknya sebelum mencapai potensi penuh, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang akan terjebak di dalam kelas menengah. Indonesia akan memerlukan waktu lebih lama lagi untuk menjadi negara maju.
Kinerja Ekspor RI Melambat
Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), juga melihat bahwa presiden ke depan akan menghadapi situasi yang cukup menantang. "Sulit untuk bisa mencapai 6%-7%, apalagi 8% pertumbuhan ekonomi," kata Bhima.
Menurut Bhima, saat ini kondisi geopolitik masih suram sehingga kinerja ekspor bisa melambat dan devisa terancam turun. Hal itu sudah terlihat dari surplus neraca perdagangan yang semakin menyusut.