"Logistik pangan kita memang masih bermasalah. Dari gudang ke pasar, sering kali ada hambatan yang tidak transparan," jelas Ekky Wibisono, pengamat pertanian. Ia menyoroti peran tengkulak dan spekulan yang kerap memanfaatkan momen panen untuk meraup keuntungan tinggi.
Petani Tak Diuntungkan, Konsumen Terdampak
Ironisnya, meski harga di pasar naik, petani justru tidak menikmati keuntungan maksimal. Harga gabah kering panen (GKP) yang mereka terima tetap ditekan oleh para pengepul, yang berdalih akan merugi jika membeli di atas harga tertentu.
"Petani tidak punya posisi tawar. Kami jual murah ke tengkulak, tapi di pasar harga bisa melonjak dua kali lipat," ungkap Pak Jaya, petani dari daerah Indramayu. Ia berharap pemerintah turun tangan mengatur sistem distribusi agar tidak merugikan dua sisi: petani dan konsumen.
Peran Pemerintah Dinilai Belum Maksimal
Badan Urusan Logistik (Bulog) yang seharusnya menjadi penyeimbang pasar belum mampu berperan efektif. Cadangan beras pemerintah disebut tidak cukup untuk mengintervensi pasar dalam jangka panjang, terlebih dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang tahun ajaran baru dan musim haji.