Kiki juga menjelaskan bahwa alokasi dana darurat setiap keluarga berbeda-beda, bergantung pada jumlah anak, kebutuhan bulanan, dan faktor-faktor lainnya. Selain itu, ibu-ibu sebaiknya menyiapkan anggaran untuk biaya sekolah anak dan kebutuhan rumah tangga, seperti biaya listrik.
"Selain itu, berapa persentase pendapatan yang harus ditabungkan dan diinvestasikan. Oleh karena itu, untuk melawan inflasi, kami mendorong untuk melakukan investasi," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Center of Digital Economy and SMEs Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eisha Maghfiruha, mengungkapkan bahwa penurunan nilai rupiah bisa berdampak pada peningkatan pengeluaran ibu rumah tangga Indonesia akibat kenaikan harga bahan pokok impor.
Eisha menjelaskan bahwa beras, tempe, dan kacang kedelai adalah contoh bahan pokok yang diimpor. Perempuan Indonesia akan menghadapi dampak dari kenaikan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, terutama bagi ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.