Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia tergolong tinggi yaitu di level 6 Airlangga mengatakan saat ini ICOR Indonesia berada di posisi 6 dengan investasi sebesar 32 persen dari Produk Domestik Bruto. Ternyata hal ini menimbulkan pertanyaan serta pro dan kontra di kalangan masyarakat terkait kondisi perekonomian Indonesia. Apa sebenarnya pertanda dari capaian level 6 ICOR RI yang diungkapkan oleh Menko Airlangga?
ICOR merupakan suatu indikator yang menunjukkan seberapa efisien suatu negara dalam mengonversi investasi menjadi pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi nilai ICOR, maka semakin besar investasi yang diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan yang sama. Dengan demikian, tingkat ICOR yang tinggi menunjukkan adanya ketidakefisienan dalam penggunaan modal dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pengungkapan Menko Airlangga Hartarto tentang ICOR Indonesia berada di level 6 tentu menimbulkan kekhawatiran terkait efisiensi investasi dan pertumbuhan ekonomi di tanah air.
Menurut Airlangga, saat ini pemerintah sedang fokus pada restrukturisasi investasi guna meningkatkan produktivitas dan daya saing industri dalam negeri. Pernyataan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendukung transformasi struktural ekonomi menuju perekonomian yang lebih inovatif, produktif, dan berdaya saing tinggi. Namun, capaian ICOR Indonesia di level 6 menunjukkan bahwa upaya restrukturisasi investasi tersebut masih menemui tantangan yang cukup besar.