Dampak dari ICOR yang tinggi juga dapat terlihat dari sisi ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat penetrasi investasi di sektor-sektor yang memiliki potensi besar, sementara sektor-sektor lainnya telah terlalu banyak diinvestasikan sehingga mendorong peningkatan efisiensi modal yang digunakan. Melalui pengungkapan tentang ICOR Indonesia yang mencapai level 6, Menko Airlangga juga ingin menyampaikan pesan bahwa ada kebutuhan yang mendesak untuk mengalokasikan investasi secara lebih merata agar pertumbuhan ekonomi dapat terjadi secara berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, pencapaian level 6 ICOR RI juga mencerminkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan dana investasi. Airlangga menggarisbawahi pentingnya meningkatkan efisiensi penggunaan modal agar investasi yang telah disalurkan dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang optimal. Dengan demikian, pemerintah perlu memperhatikan kualitas dari investasi yang dilakukan, dan memastikan bahwa dana investasi dialokasikan secara tepat guna untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Terkait dengan kondisi ICOR Indonesia, penting bagi pemerintah dan para pemangku kebijakan untuk terus memantau dan mengevaluasi efisiensi penggunaan investasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Melalui pencapaian level 6 ICOR RI ini, diharapkan akan mendorong langkah-langkah strategis yang dapat mengurangi tingkat ICOR sehingga investasi yang disalurkan dapat lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah Indonesia.