Sementara itu, Inggris tetap teguh pada kebiasaan lamanya. Sebagai kekuatan maritim dan kolonial yang besar, Inggris menyebarkan praktik berkendara di sisi kiri ke banyak negara jajahannya, termasuk India, Australia, Selandia Baru, dan sebagian besar Afrika. Indonesia, yang pernah dijajah oleh Belanda (yang mengadopsi aturan berkendara di sisi kanan dari Napoleon) dan kemudian oleh Jepang (yang mengadopsi dari Inggris), pada akhirnya memilih untuk mempertahankan sistem berkendara di sisi kiri, mengikuti jejak Inggris.
Perbedaan Posisi Pengemudi: Keselamatan dan Visi Jarak Jauh
Ketika mobil mulai diciptakan pada akhir abad ke-19, produsen harus memilih posisi setir. Mereka yang berada di negara dengan lalu lintas sisi kiri jalan, seperti Inggris, menempatkan setir di kanan. Tujuannya adalah untuk memberi pengemudi pandangan yang lebih baik terhadap lalu lintas yang datang dari arah berlawanan dan memudahkan mereka untuk mengukur jarak dengan trotoar atau tepi jalan.
Sementara itu, produsen di negara-negara dengan lalu lintas sisi kanan, seperti di Amerika Serikat, menempatkan setir di kiri. Ini memberi pengemudi pandangan yang lebih baik ke arah lalu lintas yang berlawanan, terutama saat ingin mendahului kendaraan lain. Selain itu, dengan setir di kiri, pengemudi juga bisa lebih mudah mengukur jarak dengan trotoar atau tepi jalan.
Singkatnya, posisi setir yang berlawanan ini bukan tanpa alasan. Desainnya dibuat untuk memberikan visibilitas maksimum dan keselamatan bagi pengemudi dalam menghadapi lalu lintas di jalan yang bersangkutan.