Di tengah gejolak inovasi keuangan digital global, dua raksasa perusahaan teknologi China AntGroup dan JD.com harus menahan langkah besar mereka: rencana penerbitan stablecoin di HongKong akhirnya ditunda setelah mendapat intervensi dari otoritas keuangan China. detikfinance
Ambisi yang Dibendung
AntGroup dan JD.com sebelumnya telah menyatakan rencana untuk berpartisipasi dalam program percontohan penerbitan stablecoin di HongKong, yang ditujukan untuk memanfaatkan regulasi yang mulai dibuka terkait mata uang kripto yang dipatok (stablecoin). detikfinance Namun, munculnya instruksi dari People’sBankofChina (PBOC) dan CyberspaceAdministrationofChina (CAC) kepada kedua perusahaan tersebut untuk tidak melanjutkan rencana tersebut menjadi titik balik. detikfinance
PBOC dan CAC khawatir bahwa grupteknologi (techgiant) dan broker bisa memperoleh terlalu besar kendali atas mata uang digital jika mereka ikut menerbitkan stablecoin. Konteksnya: HongKong sendiri telah melewati legislasi pada Mei 2025 terkait stablecoin, dengan mekanisme lisensi melalui HongKongMonetaryAuthority (HKMA). detikfinance
Kenapa China Bersikap HatiHati?
Beberapa faktor yang mendorong sikap hatihati Beijing:
-
Kontrol moneter: Salah satu keprihatinan terbesar adalah bahwa penerbitan stablecoin oleh entitas nonbank besar bisa melemahkan kontrol bank sentral atas sistem uang.
-
Risiko sistemik dan keamanan: Kripto — meskipun stablecoin — masih dipandang sebagai potensi gangguan terhadap stabilitas keuangan dan dapat membuka celah pencucian uang atau arus modal liar.
-
Kedaulatan data dan keamanan digital: Techgiant atas stablecoin bisa berarti penguasaan data pembayaran yang besar, yang mungkin bertentangan dengan kebijakan nasional China akan keamanan siber.
-
Persaingan global mata uang: China sendiri telah memprioritaskan pengembangan yuan digital (eCNY). Memberi ruang besar kepada perusahaan teknologi domestik maupun asing untuk stablecoin mungkin dianggap bisa menantang agenda moneter nasional.