Bagaimana Masyarakat Menghadapinya
Masyarakat Indonesia menghadapi kenaikan harga ini dengan berbagai cara. Beberapa memilih untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting, seperti hiburan, sementara yang lainnya mencari alternatif transportasi yang lebih murah atau bahkan memilih untuk menggunakan sepeda untuk mengurangi biaya bahan bakar.
“Banyak keluarga yang mulai lebih memilih menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk menghemat pengeluaran. Selain itu, mereka juga mulai membeli barang secara grosir untuk mengurangi frekuensi belanja,” ujar Muhammad, seorang analis perilaku konsumen.
Namun, bagi sebagian orang, terutama di daerah yang memiliki infrastruktur transportasi terbatas, mengurangi biaya transportasi bukanlah solusi yang mudah. Mereka tetap harus bergantung pada kendaraan pribadi atau angkutan umum yang tarifnya juga ikut melonjak.
Dampak pada Sektor Usaha Kecil
Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) juga merasakan dampak langsung dari kenaikan harga BBM. Kenaikan biaya bahan baku dan pengiriman barang membuat banyak pelaku usaha kesulitan untuk mempertahankan harga jual produk mereka. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk untuk menyesuaikan dengan biaya yang meningkat.
“Usaha saya sangat tergantung pada biaya transportasi dan bahan baku. Setelah kenaikan harga BBM, kami harus menaikkan harga jual untuk menutupi biaya tambahan. Namun, ini membuat banyak pelanggan mengurangi pembelian,” ujar Sari, pemilik toko kelontong di Bandung.
Pemerintah telah memberikan beberapa program bantuan untuk UKM, seperti pinjaman dengan bunga rendah dan subsidi, namun pelaku usaha kecil tetap merasa kesulitan dengan harga yang terus naik.
Alternatif Solusi untuk Mengurangi Dampak
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga BBM. Salah satunya adalah dengan mempercepat penggunaan energi terbarukan, seperti energi matahari atau kendaraan listrik, yang dapat mengurangi ketergantungan pada BBM.