Tampang.com | Pengendalian inflasi selalu menjadi prioritas utama dalam kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia. Setelah beberapa tahun mengalami lonjakan harga barang, pemerintah berhasil menurunkan laju inflasi hingga mencapai angka yang lebih stabil pada 2024. Namun, meskipun inflasi terkendali, dampaknya terhadap daya beli masyarakat Indonesia masih tetap menjadi masalah yang perlu diatasi.
Inflasi Terkendali, Namun Harga Masih Tinggi
Pada awal tahun 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka inflasi tahunan Indonesia berada di bawah target pemerintah, yaitu 3,2%. Namun, meskipun inflasi terkendali, harga barang kebutuhan pokok masih tetap tinggi. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, terus tertekan.
“Inflasi yang terkendali memang bagus dari sisi stabilitas ekonomi, tetapi pada kenyataannya, harga barang masih tinggi dan ini sangat mempengaruhi daya beli masyarakat,” ujar Faisal, seorang pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia.
Kenaikan Harga Barang Pokok
Beberapa barang pokok, seperti bahan bakar, sembako, dan barang konsumsi lainnya, terus mengalami kenaikan harga meskipun inflasi secara keseluruhan terkendali. Kenaikan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk biaya logistik yang tinggi dan ketergantungan pada impor bahan pangan.
“Inflasi yang terkendali belum tentu berarti harga barang murah. Kita masih mengalami tekanan harga dari sektor impor dan distribusi yang menyebabkan barang-barang kebutuhan pokok tetap mahal,” jelas Faisal.
Daya Beli Masyarakat Menurun
Menurunnya daya beli masyarakat Indonesia telah terlihat jelas, terutama pada lapisan menengah ke bawah. Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga yang merupakan pendorong utama perekonomian, tumbuh melambat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin kesulitan dalam membeli barang-barang sehari-hari.