Kondisi ini diperparah oleh distribusi logistik yang belum sepenuhnya pulih akibat infrastruktur jalan rusak dan kurangnya armada transportasi di wilayah sentra produksi.
Inflasi Melebar, Masyarakat Kelas Menengah ke Bawah Tertekan
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2025 berada di angka 3,9% secara tahunan, dengan inflasi pangan sebagai penyumbang utama. Ini berdampak langsung pada konsumsi rumah tangga yang menjadi tulang punggung perekonomian.
“Yang paling terdampak tentu masyarakat berpenghasilan rendah. Mereka harus memilih antara belanja dapur atau kebutuhan anak sekolah,” kata Nia, aktivis ekonomi kerakyatan dari LSM Dompet Rakyat.
Kebijakan Intervensi Dinilai Masih Reaktif
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional telah menggelontorkan bantuan pangan dan menggelar operasi pasar, namun dampaknya belum terasa secara luas.
“Intervensi harga harus dilakukan dari hulu ke hilir. Tidak cukup hanya bagi-bagi beras ketika harga sudah terlanjur naik,” ujar Haris.
Banyak pihak menilai bahwa kebijakan stabilisasi harga selama ini masih bersifat jangka pendek dan kurang menyentuh akar persoalan, yaitu struktur pasar yang tidak efisien dan ketergantungan pada distribusi terpusat.