Masyarakat Dipaksa Berhemat, Tapi Tetap Terjepit
Kenaikan harga tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan. Buruh harian, pekerja informal, hingga ibu rumah tangga menjadi pihak yang paling terdampak. Banyak yang akhirnya mengurangi konsumsi pangan bergizi karena keterbatasan anggaran.
“Dulu bisa beli daging seminggu sekali, sekarang dua minggu pun belum tentu. Kami lebih sering beli mi instan,” ujar Rini, ibu dua anak di Bekasi.
Di Mana Peran Pemerintah?
Pemerintah telah menjalankan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Bulog, namun distribusinya belum merata. Banyak pasar tradisional di daerah yang tidak mendapatkan pasokan langsung, sehingga harga tetap melambung tinggi.
Pengamat ekonomi dari INDEF, Bhima Yudhistira, menilai bahwa pemerintah terlalu reaktif dalam mengatasi gejolak harga. “Kebijakan seperti operasi pasar itu hanya solusi jangka pendek. Yang dibutuhkan adalah perbaikan sistem distribusi pangan nasional agar tidak tergantung pada sentra tertentu,” jelasnya.