Tampang.com | Sektor industri Indonesia saat ini menghadapi tantangan berat akibat melonjaknya harga energi. Baik harga bahan bakar minyak (BBM) maupun tarif listrik mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini tidak hanya mempengaruhi biaya produksi, tetapi juga daya saing industri Indonesia di pasar global.
Kenaikan Harga Energi yang Menggerus Biaya Produksi
Sebagian besar industri, terutama yang padat energi, sangat tergantung pada harga energi yang stabil untuk mempertahankan biaya operasional. Ketika harga energi meningkat, otomatis biaya produksi juga ikut melonjak. Dampaknya, harga produk yang dihasilkan menjadi lebih mahal, sementara daya beli konsumen cenderung menurun.
Contohnya, industri manufaktur yang bergantung pada energi listrik dan BBM akan merasakan dampak langsung. Kenaikan biaya produksi membuat harga barang jadi lebih mahal dan mengurangi daya saing Indonesia di pasar internasional.
Menurut Dedi Susanto, seorang pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, “Industri yang mengandalkan energi fosil seperti minyak dan gas akan lebih terpukul dengan harga energi yang naik. Mereka harus mencari cara untuk mengurangi ketergantungan pada energi konvensional.”
Tantangan untuk Industri Padat Energi
Beberapa sektor yang sangat terpengaruh oleh kenaikan harga energi adalah industri otomotif, tekstil, dan elektronik. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor ini harus menanggung beban biaya energi yang lebih besar, yang pada gilirannya mempengaruhi harga jual produk.