Harga emas jatuh hampir 2% pada penutupan perdagangan hari Rabu (22/5/2024) setelah kekhawatiran dampak dari isyarat adanya potensi penurunan suku bunga Federal Reserve. Menurut laporan dari Reuters, harga emas di pasar spot terpantau turun sebesar 1,8% menuju level US$2,377.43 per ounce setelah sempat mencapai level rekor tertinggi sebesar US$2,449.89 pada hari Senin (19/5).
Sementara itu, harga emas berjangka AS juga turun sebesar 1,4% menjadi $2,392.90. Penguatan indeks dolar AS (.DXY) sebanyak 0,3% turut membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals, menyatakan bahwa adanya likuidasi selama seminggu dan tindakan pengambilan keuntungan oleh para pedagang berjangka jangka pendek adalah hal yang biasa terjadi di pasar yang telah mencapai rekor tertinggi. Dia juga menambahkan bahwa hari perdagangan berikutnya akan menjadi momen penting untuk melihat apakah pembeli mampu kembali menguasai pasar atau justru terjadi kerusakan pada grafik jangka pendek.
Selain itu, pejabat Federal Reserve juga memberikan indikasi bahwa diperlukan waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk memperoleh kepercayaan lebih besar terhadap inflasi yang bergerak ke angka 2%. Hal ini terungkap dari risalah sesi bank sentral AS pada tanggal 30 April hingga 1 Mei.