Tampang.com | Pemerintah dan pelaku industri terus mendorong ekonomi digital sebagai mesin pertumbuhan baru Indonesia. Dari e-commerce, fintech, hingga layanan berbasis aplikasi, sektor ini diproyeksikan menyumbang lebih dari 20% terhadap PDB nasional pada 2030. Namun, di tengah geliat tersebut, jutaan rakyat kecil justru belum mampu ikut serta karena masih tertinggal secara literasi dan akses teknologi.
UMKM Tertinggal di Tengah Ledakan Ekonomi Digital
Usaha mikro dan kecil di daerah kerap kesulitan menyesuaikan diri dengan platform digital. Banyak di antaranya tidak memiliki perangkat yang memadai, tidak memahami cara promosi online, bahkan tidak memiliki rekening bank aktif.
“Kami dengar soal digitalisasi, tapi kami masih pakai kalkulator dan catatan manual. Mau buka toko online? Internet saja sering putus,” keluh Siti Nuraini, pemilik warung kelontong di Banyumas.