Mereka secara tidak langsung menanggung beban subsidi tanpa menikmati keuntungan program. Misalnya, pungutan ekspor
yang naik mengurangi pendapatan mereka. Namun, mereka tidak mendapatkan subsidi bahan bakar secara langsung. Ini menciptakan ketidakadilan struktural.
Struktur industri kelapa sawit juga berperan. Perusahaan besar memiliki modal dan akses pasar lebih kuat. Petani kecil seringkali bergantung pada tengkulak. Mereka menjual TBS dengan harga yang sudah dipotong. Kenaikan pungutan ekspor
hanya menambah panjang daftar pemotongan ini.
Apakah adil jika kelompok paling rentan menanggung beban subsidi? Ini adalah pertanyaan besar. Keadilan sosial harus menjadi pertimbangan utama. Kita tidak bisa mengabaikan nasib jutaan petani sawit
.
Menjaga Pilar Sawit Nasional: Mendorong Kesejahteraan Berkelanjutan
Dengan menekankan pentingnya evaluasi komprehensif, SPKS
mendesak pemerintah. Tunda dulu kenaikan B50
. Ini penting untuk menjaga stabilitas harga TBS
. Keberlanjutan kesejahteraan petani sawit
harus dipastikan.
Mereka adalah tulang punggung industri kelapa sawit nasional. Tanpa mereka, produksi minyak sawit akan terancam. Kesejahteraan mereka berarti ketahanan ekonomi nasional.
Pemerintah perlu mengambil keputusan bijak. Ambisi energi nasional harus selaras dengan keadilan sosial. Kita harus memastikan tidak ada yang tertinggal dalam transisi ini. Masa depan petani sawit
ada di tangan para pembuat kebijakan.
Marilah kita bersama mendukung evaluasi yang adil. Pastikan kebijakan Biodiesel B50
membawa manfaat bagi semua pihak. Terutama bagi mereka yang berkeringat di kebun sawit
setiap hari.