Bank Jatim juga mencatat bahwa meskipun nominal transaksi QRIS Merchant pada bulan Agustus mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan bulan Januari, namun tren penurunan transaksi QRIS tersebut terjadi seiring dengan deflasi inti yang terjadi selama empat bulan berturut-turut sejak Mei 2024.
Di sisi lain, transaksi melalui tabungan digital Bank Jatim, J Connect mobile, dan kartu debit masih mengalami pertumbuhan positif. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola transaksi masyarakat dari transaksi tunai ke transaksi digital yang lebih efisien.
Bank Oke Indonesia (DNAR) juga mengalami penurunan pada tabungan yang terhimpun. Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, menjelaskan bahwa penurunan ini mencapai sekitar 12% secara tahunan per 4 September 2024. Menurutnya, penurunan daya beli membuat nasabah lebih memilih mengalihkan pengeluaran mereka ke kebutuhan dasar atau barang yang lebih esensial.
Bank BJB (BJBR) juga mengalami dampak dari tren penurunan konsumsi kelas menengah yang menyebabkan nilai transaksi nasabah menurun. Meskipun frekuensi transaksi masih mengalami peningkatan, namun nilai transaksi menurun. Direktur Utama BJB, Yuddy Renaldi, menekankan bahwa kondisi ini bukan hanya terjadinya penurunan nilai uang yang ditransaksikan, tetapi juga menunjukkan adanya penekanan terhadap daya beli uang tersebut akibat inflasi.