PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatatkan kinerja yang cukup stabil di tengah tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Pada perdagangan terakhir, saham TUGU ditutup pada harga Rp1.025. Meskipun mengalami fluktuasi di rentang harga Rp1.025 sampai Rp1.275 sejak awal tahun, TUGU tetap menunjukkan kestabilan. Puncak harga terjadi pada saat pengumuman mengenai dividen dengan imbal hasil total di 14%.
Secara fundamental, TUGU berhasil tumbuh positif selama ini. Anak usaha Pertamina ini berhasil mencatatkan pertumbuhan yang terus meningkat dalam 3 tahun terakhir. Penghimpunan premi bruto TUGU tumbuh 13% secara compounded annual growth rate (CAGR) dalam periode 2021-2023. Total pendapatan juga meningkat rata-rata 12% secara CAGR. Laba bersih perusahaan bahkan melesat 99% secara CAGR, yang didorong oleh pendapatan satu waktu (one time revenue) dari kasus legal dengan Citibank pada 2023.
Tidak hanya itu, dari sisi aset, TUGU mencatatkan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 12%. Ekuitas emiten secara konsolidasi juga meningkat rata-rata 8% per tahun dengan total mencapai Rp10,28 triliun pada akhir 2023. Hal ini menempatkan TUGU sebagai salah satu perusahaan asuransi umum dengan ekuitas terbesar di Indonesia. Hal ini tercermin dari nilai Risk Based Capital TUGU yang mencapai 530% pada akhir 2023, yang mencerminkan tingkat kesehatan yang tinggi dan kemampuan menyerap risiko yang besar serta berpotensi untuk peningkatan bisnis yang lebih besar ke depannya.