Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 akan tetap meningkat sebesar 3,2%. Perkiraan tersebut didasarkan pada penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Konsumsi yang kuat dan stimulus fiskal di kedua wilayah tersebut diyakini akan memberikan dukungan yang kuat terhadap ketahanan ekonomi mereka.
Menurut Perry, pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2% dipicu oleh kinerja positif dari AS dan Eropa. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi AS yang tetap baik juga didukung oleh konsumsi yang kuat serta stimulus fiskal yang diterapkan. Sedangkan untuk Eropa, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan lebih tinggi karena adanya perbaikan dalam sektor ekspor dan investasi.
Perry menyampaikan pandangannya terkait perkiraan ekonomi global saat menggelar konferensi pers di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Rabu, 17 Juli 2024. Dengan kondisi tersebut, maka AS dan Eropa akan turut serta menopang pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024.
Sementara itu, China tidak diprediksi akan tumbuh kuat pada tahun yang sama karena melemahnya permintaan domestik. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya tingkat inflasi energi dan penurunan aktivitas di sektor perumahan di negara tersebut.
Perry menyatakan bahwa China masih menghadapi persoalan dalam hal kekuatan pertumbuhan ekonomi akibat dari lemahnya permintaan domestik. Faktor-faktor ini menjadi penyebab utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi China tidak seoptimal yang diperkirakan.