Ciri-ciri Negara yang Terperangkap dalam Middle Income Trap
Beberapa ciri-ciri umum seringkali terlihat pada negara-negara yang terjebak dalam middle income trap. Salah satunya adalah rendahnya produktivitas. Meskipun upah pekerja meningkat, produktivitas tidak ikut naik secepatnya. Ini berbeda dengan negara maju yang terus berinvestasi pada teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan nilai tambah.
Kemudian, ada masalah kurangnya inovasi dan diversifikasi ekonomi. Ekonomi negara-negara ini masih terlalu bergantung pada sektor-sektor manufaktur dasar atau ekspor komoditas. Mereka gagal mengembangkan sektor-sektor berteknologi tinggi, industri kreatif, atau layanan bernilai tambah tinggi yang menjadi ciri khas negara maju. Mereka tidak berhasil naik kelas dalam rantai nilai global.
Masalah lain adalah ketidaksetaraan pendapatan yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di awal tidak dinikmati secara merata oleh semua lapisan masyarakat. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin melebar. Hal ini bisa memicu ketidakstabilan sosial dan politik, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Selain itu, negara yang terjebak juga sering menghadapi tantangan institusional, seperti korupsi, birokrasi yang lambat, dan sistem pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja modern. Institusi yang lemah ini menghalangi investasi, menghambat inovasi, dan membuat transisi ke ekonomi yang lebih kompleks menjadi sangat sulit.
Upaya Keluar dari Jebakan: Strategi untuk Naik Kelas
Untuk keluar dari middle income trap, sebuah negara harus melakukan transformasi besar-besaran. Ini bukan tugas yang mudah, tapi beberapa negara seperti Korea Selatan dan Taiwan berhasil membuktikannya. Kuncinya terletak pada investasi masif pada inovasi dan sumber daya manusia.