Komandan Operasi Pemadaman, Slamet Widodo, mengatakan bahwa api sebagian besar terkonsentrasi di ruang dapur koperasi, sehingga tidak menyebar luas ke area utama museum. “Kebakaran berhasil dilokalisasi dengan cepat, sehingga barang-barang koleksi di museum tidak mengalami kerusakan,” ujarnya.
Hingga saat ini, pihak berwenang masih menghitung total kerugian akibat kebakaran ini. Meski area koleksi museum berhasil diselamatkan, kerusakan di bagian dapur koperasi cukup signifikan. “Kami masih melakukan pendataan untuk mengetahui estimasi kerugian secara menyeluruh,” ujar Slamet.
Selain itu, pihak museum dan kepolisian setempat sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Dugaan sementara menunjukkan bahwa arus pendek listrik di mesin air atau pemanas kopi menjadi pemicu awal terjadinya kebakaran.
Insiden ini memicu perhatian luas dari masyarakat, terutama para pecinta sejarah dan budaya. Banyak yang merasa khawatir dengan keamanan museum-museum bersejarah lainnya di Indonesia. Di media sosial, sejumlah warganet mengkritik kurangnya pengawasan dan pemeliharaan fasilitas listrik di gedung-gedung tua seperti Museum Satria Mandala.
“Kita tidak hanya bicara soal gedung, tetapi juga soal warisan sejarah yang ada di dalamnya. Pemerintah harus lebih serius dalam memastikan keamanan dan pemeliharaan gedung-gedung bersejarah,” tulis seorang pengguna Twitter.