Di sisi lain, pandangan mengenai kemungkinan terjadinya kiamat ini juga sejalan dengan pemikiran Thomas Malthus, seorang ekonom dan ahli demografi terkenal. Malthus terkenal dengan teorinya tentang populasi dan sumber daya, yang menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk akan selalu lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan sumber daya makanan. Konsekuensinya, jika pertumbuhan populasi tidak diimbangi dengan penambahan suplai makanan, maka skenario kiamat akan menjadi tak terhindarkan.
Ketakutan akan kelangkaan sumber daya akibat pertumbuhan populasi dapat terlihat dari berbagai kecenderungan yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya, semakin meningkatnya permintaan pangan yang berkualitas dan keberlanjutan untuk mempertahankan hidup yang layak. Isu-isu seperti kekeringan, perubahan iklim, dan penipisan sumber daya alam menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh generasi mendatang. Oleh karena itu, analisis yang mendalam tentang populasi dan sumber daya menjadi sangat penting untuk memahami masa depan suatu bangsa.
Revolusi pertanian juga turut berperan dalam perdebatan mengenai kemungkinan terjadinya kiamat. Teknologi pertanian yang mutakhir telah berhasil menghasilkan cara-cara baru dalam memproduksi makanan. Namun, tantangan terletak pada seberapa cepat teknologi ini dapat beradaptasi dengan lonjakan pertumbuhan populasi. Sehingga, meskipun ada potensi keberhasilan dalam meningkatkan suplai makanan, jika tidak disertai dengan pengendalian populasi, kemungkinan untuk terjadi kelangkaan tetap ada.
Bencana alam juga merupakan faktor penentu dalam diskusi ini. Kehadiran bencana seperti banjir, gempa bumi, dan perubahan iklim dapat mengganggu kemampuan manusia untuk bertahan hidup dan berproduksi. Hal ini memperburuk situasi dan dapat mempercepat laju degradasi lingkungan yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas hidup dan ketersediaan sumber daya.