Beruntung, kepala pasar yang menerima telepon tersebut tidak langsung terperdaya. Sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, dia melaporkan kejadian ini kepada aparat kepolisian yang sebenarnya. Pihak kepolisian pun segera bertindak cepat untuk menelusuri identitas dari pelaku yang mengaku sebagai polisi ini. Upaya pencarian informasi yang lebih mendalam dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada pihak lain yang menjadi korban dari penipuan serupa.
Kebakaran pasar di Desa Mojoduwur memang menjadi sorotan, baik oleh warga setempat maupun pihak berwenang. Situasi ini membuka peluang bagi penipu untuk beraksi, memanfaatkan ketidakpastian dan kepanikan masyarakat. Penipuan dengan modus mengaku polisi adalah praktik yang semakin marak dan menjadi keprihatinan di banyak daerah. Hal ini menuntut kewaspadaan dari masyarakat dalam menerima informasi, terutama ketika informasi tersebut datang dari nomor yang tidak dikenal.
Modus operandi seperti ini sering kali menggunakan pendekatan psikologis untuk menakut-nakuti korban agar cepat memberikan apa yang diminta pelaku. Dalam kasus di Mojoduwur, permintaan uang dengan dalih untuk investigasi dijadikan sarana bagi penipu untuk meraup keuntungan secara ilegal.