"Perilaku turis China mengerikan. Saya mentolerir sikap mereka selama bertahun-tahun, tapi karena saya tidak ingin meminjamkannya kepada mereka kali ini, saya memutuskan untuk meminta harga sepuluh kali lipat lebih banyak," kata pemilik toko.
Ketika ditanya apakah dia tidak bersikap diskriminatif, ia membantah.
"Saya pernah mengalami kasus di mana lima turis China duduk di kursi yang hanya untuk satu orang dan mereka merusaknya. Saya tidak ingin menyewakan kepada mereka karena tidak ingin lagi kursi saya dirusak. Bukan diskriminasi," paparnya.
Setelah ada intervensi dari pihak pemerintah, akhirnya pemilik mengambil kembali peraturan tersebut setelah kebijakan yang terasa diskriminatif tersebut viral.