Tak kurang dari 10.000 warga Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Jawa Timur saat ini tengah menghadapi krisis air bersih. Krisis ini disebabkan putusnya pipa PDAM yang terletak di bawah laut akibat tersangkut jangkar kapal.
Ketika sumber air bersih yang diandalkan sehari-hari tiba-tiba terputus, warga Gili Ketapang pun menjadi panik. Mereka harus mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Upaya mendesak mengatasi krisis air ini terjadi ketika mereka merasa terpinggirkan dalam usaha mendapatkan akses kebutuhan pokok tersebut.
Dampak dari krisis ini sangat terasa, terutama di pelabuhan. Di Pelabuhan Gili Ketapang, situasi panas dan gemuruh mulai terjadi ketika para warga berebut air kemasan yang dibagikan oleh pihak terkait. Antrian panjang dan saling dorong pun tak terhindarkan. Dalam keadaan panas dan kehausan, warga saling berdesak-desakan untuk mendapatkan air kemasan sehingga situasi pun menjadi sangat kacau.
Tentu saja, kondisi ini menunjukkan bahwa kebutuhan dasar seperti air bersih saat ini menjadi komoditas langka bagi warga Gili Ketapang. Mereka harus bersusah payah hanya untuk mendapatkan air bersih, hal yang seharusnya mudah diakses oleh setiap warga.